Rabu, 30 November 2011

Kepemimpinan dalam Perspektif Kristen

KEPEMIMPINAN DALAM PERSPEKTIF KRISTEN *
Oleh : Karolina Augustien Kaunang **

Pendahuluan
Ada banyak teori kepemimpinan. Teori-teori tersebut antara lain tentang karakter seorang pemimpin dan gaya kepemimpinan. Semua teori tersebut pastilah lahir dari suatu kenyataan atau pengalaman seseorang dalam konteks pribadinya. Tidak ada satu teori kepemimpinan yang ‘baku’, seolah-olah hanya ada satu yang tepat (benar) untuk semua orang dan untuk segala zaman dan dalam segala keadaan.
Pada kesempatan ini saya hanya menyampaikan dasar-dasar teologis (saya) sebagai usulan untuk diperkembangan dalam praktek kepemimpinan seseorang. Dasar-dasar teologis ini saya angkat dari pemahaman dalam hidup bergereja/berteologi (praksis) yang juga menjadi pengalaman hidup saya.

Dasar-Dasar Teologis
1. Gereja sebagai Tubuh Kritus dalam dunia.
Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya dan mempercayakan diri kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya dan dunia ini. Kepala Gereja adalah Yesus, Tuhan kita. Sedangkan kita manusia adalah anggota tubuh-Nya. Dasar Alkitab:
- I Korintus 12 tentang bermacam-macam karunia tetapi satu Roh, bermacam-macam anggota tetapi satu tubuh. Ayat 4 : “Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya di dalam semua orang”. Ayat 27 : “Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya”.
- Yohanes 15 : 1-8 tentang Yesus adalah pokok anggur yang benar. Ayat 5 : “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya …”
Jadi, kepemimpinan seseorang haruslah berdasarkan pada kehendak Tuhan Allah.

2. Karya Yesus.
Karya Yesus adalah menyelamatkan. Keselamatan dari Dia itu dinyatakan melalui pengajaran-Nya dan mujizat-mujizat-Nya. Ia mengajar di mana saja Ia pergi dan berada. Ia masuk keluar kampung di dan lewat darat dan laut/danau/sungai (dulu belum ada ‘kapal terbang’/pesawat). Ia mengajar siapa saja yang datang kepada-Nya. Ia mengajar dengan berkhotbah dan bercerita dengan perumpamaan. Keselamatan yang Dia ajarkan langsung diaktakan dengan memberi makan, menyembuhkan dan bahkan membangkitkan orang mati. Ia pula pernah marah besar dengan mengusir semua orang yang berjual-beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang (semacam money changer ?) dan bangku-bangku pedagang merpati (a.l. Markus 11 : 15-19). Karya-Nya yang terbesar ialah Ia rela menderita dan bahkan mati di kayu salib. Tetapi kemudian Ia bangkit.
Jadi, kepemimpinan seseorang adalah kepemimpinan yang melayani, memberdayakan, berprinsip dan siap berkorban (mengabdi dengan tulus, tanpa pamrih) untuk kehidupan orang yang dipimpinnya.

3. Gereja sebagai household of freedom.
Gereja sebagai rumah tangga kemerdekaan. Bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam komunitasnya. Perempuan dan laki-laki mempunyai hak dan kewajiban yang sama nilainya. Demikianpun dengan orang tua dan anak muda punya kesempatan yang sama dalam hal menjadi pemimpin. Galatia 5:1 : “Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan”. Galatia 5:13 : “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih”.
Jadi, kepemimpinan seseorang haruslah melibatkan semua orang tanpa pandang perbedaan apapun termasuk perbedaan gender dan usia.
Ketiga dasar di atas menjadi dasar teologis untuk membangun dan mengembangkan kepemimpinan seseorang. Setiap orang dengan latar belakang pengalaman hidupnya pribadi, dalam keluarganya, dalam komunitasnya dengan segala kemampuan yang terberi oleh Tuhan maupun melalui pelatihan-pelatihan khusus akan sangat menentukan isi dan cara kepemimpinannya.

Refleksi dan Kesimpulan
Sejak beberapa dekade terakhir ini terutama berbarengan dengan munculnya kesadaran tentang berteologi kontekstual dalam sekolah-sekolah teologi dan gereja-gereja, maka kaum perempuan (tanpa memandang perbedaan agama, suku dan ras) mengkritik berbagai hal berkaitan dengan kemanusiaan dan lingkungan hidup. Kemanusiaan manusia yang selama ini masih ditentukan oleh kuasa laki-laki (patriarkhisme/androsentrisme) dikritik oleh kaum perempuan. Patriarkhisme dan androsentrisme masih kuat diajarkan oleh sebagian besar agama/denominasi gereja. Sehingga kepemimpinan dalam masyarakat dan agama/denominasi gereja, masih sangat patriakhis/androsentris. Kepemimpinan ini tidak hanya disetujui dan dilakoni oleh kaum laki-laki tetapi juga kaum perempuan yang bias gender. Sebab itu, penting sekali kegiatan bersama yang dikenal dengan ‘gender awareness’ yang melahirkan ‘gender sensitifity’. Salah satu upaya untuk itu ialah dalam Sekolah-Sekolah Teologi anggota Perhimpunan Sekolah-Sekolah Teologi di Indonesia (PERSETIA) dibelajarkan mata kuliah Teologi Feminis. Bagi saya, salah satu model kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi, tempat dan waktu ialah kepemimpinan berbagi (sharing leadership bukan sharing power).

Daftar Pustaka
Alkitab
Barth-Frommell, Marie Claire, Hati Allah Bagaikan Hati Seorang Ibu. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2003.
Kapahang-Kaunang, Karolina A., “Gereja dan Tata Gereja”, dalam Exodus
No.17 Tahun XII,November 2005. Jurnal Fakultas Teologi UKIT.
Rapar, Jan Hendrik, “Kepemimpinan Kristen Transformasional”, dalam Exodus
No.21 Tahun XIV, Februari 2007. Jurnal Fakultas Teologi UKIT.
Sumual, Marthen H., “Dare To Be Smart Leaders”. Materi Seminar Sehari dalam
rangka Dies Natalis 47 Fakultas Teologi UKIT, Oktober 2009.

Tomohon, 25 Februari 2011

* Disampaikan dalam Seminar di bawah tema : “Saling Belajar Untuk Menjadi Pemimpin Yang Handal” dalam program Pertukaran Mahasiswa Fakultas Teologi UKIT-Sekolah Tinggi Filsafat Seminari Pineleng-Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Manado bertempat di STFSP pada Sabtu, 26 Februari 2011.
** Dekan Fakultas Teologi UKIT. E-mail : tienkaunang@yahoo.com. _______________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar